اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ،
وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا
الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ
سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و
سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ
وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا
الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: بِسْمِ اللهِ
الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله
وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال
تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,
Alhamdulillah, pada bulan ini kita berada
pada bulan Rabi’ul Awal 1440 H. Dalam bahasa Sasak biasa kita sebut dengan
bulan Maulud atau bulan Maulid. Sebutan ini selaras dengan makna harfiahnya,
momen kelahiran, persisnya kelahiran Baginda Nabi Muhammad ﷺ. Kelahiran Nabi
Muhammad ﷺ
merupakan kenikmatan yang amat besar dari Allah ﷻ bagi seluruh alam. Penting bagi kita
sebagai umat Islam untuk bersyukur atas kelahiran Nabi dan mengekspresikan
kegembiraan dan kebahagiaan ketika memperingati Maulid Nabi. Ibnu
Hajar sebagaimana dikutip oleh Imam Jalaludin As Suyuti dalam kitab al-Hawi
lil Fatawi, juz 1 halaman 230 menyatakan bahwa peringatan
Maulid Nabi Muhammad ﷺ merupakan acara keagamaanl untuk mensyukuri nikmat Allah ﷻ. Karena
itu, dalam kesempatan yang mulia ini khatib ingin menyampaikan bagaimana hukum
merayakan Maulid Nabi Muhammad ﷺ? bagaimana cara merayakan Maulid Nabi
Muhammad ﷺ?
dan bagaimana esensi/hikmah perayaan Maulid Nabi Muhammad ﷺ?
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,
Menurut Sayyid Muhammad bin Alwi Al
Maliki dalam kitab Mafahim Yajib an
Tushahhah halaman 316,
peringatan maulid Nabi Muhammad ﷺ merupakan bentuk tradisi yang baik di masyarakat, bukan
termasuk bagian dari masalah ibadah yang dipersoalkan keabsahannya. Sekali
lagi, acara peringatan Maulid Nabi adalah tradisi dan adat kebiasaan yang
baik. Dikategorikan tradisi yang baik, karena substansi/isi peringatan
Maulid Nabi Muhammad ﷺ memiliki banyak manfaat dan kebaikan bagi masyarakat, seperti
meneladani prilaku Nabi, pembacaan ayat-ayat Al Qur’an, dzikir, tahlil, kalimat
thayyibah dan pembacaan sejarah dan perjuangan Nabi Muhammad ﷺ. Hal tersebut juga
berlaku untuk tradisi keagamaan selainnya, seperti peringatan Isra’ Mi’raj,
peringatan Nuzulul Qur’an, Peringatan Tahun Baru Muharram, dan sesamanya.
Syekh Abdul Karim Zidan dalam kitabnya al-Wajiz fi Ushulil Fiqhi halaman
253 menjelaskan bahwa tradisi yang syar’i adalah tradisi yang tidak berlawanan
dengan nash agama, tradisi yang membawa maslahat syar’i, dan tradisi yang tidak
menimbulkan mudarat bagi masyarakat. Dari sini dapat disimpulkan bahwa
peringatan Maulid Nabi Muhammad ﷺ adalah tradisi yang baik, karena substansinya dilegitimasi atau
isi kegiatan maulid di sahkan oleh syariat agama.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,
Selanjutnya, bagaimana cara kita
memperingati maulid Nabi Muhammad ﷺ? Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki dalam
kitab Mafahim Yajib an Tushahhah halaman 317
menjelaskan bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad ﷺ merupakan
kegiatan yang efektif untuk berdakwah mengajak umat ke jalan Allah ﷻ. Menjadi
sarana yang tepat untuk mengingatkan umat tentang kehidupan dan keteladanan
Nabi Muhammad ﷺ. Seperti meniru akhlak, perilaku, adab, sejarah perjuangan,
bisnis, politik, strategi kepemimpinan dan cara ibadah Nabi Muhammad ﷺ.
Peringatan Maulid Nabi juga menjadi momen/kesempatan yang tepat untuk
memberikan nasihat yang baik bagi umat dan menunjukkan mereka menuju jalan
kebaikan dan kebahagiaan. Mencegah umat dari musibah, bid’ah, kejelekan, hoaks,
dan fitnah. Sekali lagi peringatan Maulid Nabi Muhammad bukanlah
semata-mata kata tanpa makna, namun tradisi Maulid Nabi merupakan tradisi
yang memiliki banyak kebaikan yang hanya bisa dirasakan oleh orang yang
mencintai Nabinya.
Sementara itu, Imam Jalaludin As Suyuti
dalam kitab al-Hawi lil Fatawi, juz 1 halaman 230 menyatakan
bahwa peringatan Maulid Nabi sebaiknya diisi dengan kegiatan yang menandakan
syukur kita kepada Allah ﷻ atas kelahiran Nabi Muhammad ﷺ. Seperti pembacaan Al-Qur’an, sedekah
terhadap fakir miskin, membahagiakan keluarga dengan syukuran, pembacaan
sejarah perjuangan, perilaku, keteladanan, dan pujian terhadap Nabi Muhammad ﷺ. Seperti
dengan membaca kitab Barzanji dan kitab Burdah.
Tujuannya adalah agar kita dapat meniru akhlak dan perilaku Nabi, sehingga hati
dan pikiran kita tergerak untuk melakukan kebaikan dan berorientasi pada
akhirat.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,
Bagaimana Esensi/hikmah perayaan Maulid
Nabi Muhammad ﷺ? Ada hal penting bagi kita dalam merayakan maulid Nabi Muhammad
ﷺ,
yaitu ungkapan rasa syukur kita atas rahmat Allah ﷻ yang agung bagi seluruh alam semesta.
Yaitu kelahiran Nabi Muhammad ﷺ. Kelahiran Nabi Muhammad merupakan rahmat yang agung untuk alam
semesta ini. Imam Hakim meriwayatkan hadis dalam kitab Mustadrak
Shahihain, Juz 1 halaman 91. Nabi bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا أَنَا رَحْمَةٌ مُهْدَاةٌ
“Wahai manusia, tiada lain aku ini
adalah rahmat yang dihadiahkan (oleh Allah untuk kalian).”
Selain itu, penting juga mengingat pesan
presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno dalam pidatonya pada peringatan
Maulid Nabi tahun 1963 di Jakarta. Beliau menjelaskan bahwa kita saat ini
merayakan maulid Nabi. Apa sebenarnya yang kita rayakan? Hakikat merayakan
Maulid Nabi tidak hanya memperingati kelahiran Nabi saja, bukan sekadar beliau
dahulu adalah seorang Nabi, namun yang kita rayakan adalah ajaran, konsepsi, dan
agama yang beliau berikan kepada umatnya. Diberi oleh Allah ﷻ melalui
Malaikat Jibril kepada Rasul, Rasul meneruskan lagi kepada umat, yaitu kita
saat ini. Itu yang kita rayakan saat ini. Oleh karena itu kita berkata: Jika
benar-benar engkau mencintai Nabi Muhammad ﷺ, jika benar-benar engkau merayakan
Maulid Nabi Muhammad ﷺ bin Abdullah, jika benar-benar engkau merayakan
Rasulullah yang punya hari maulid, kerjakanlah apa yang beliau perintahkan,
kerjakanlah apa perintah agama yang beliau bawa, agar supaya benar-benar kita
bisa berkata: kita telah menerima agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,
Oleh karena itu dalam kesempatan yang
berbahagia ini, yaitu di bulan kelahiran Nabi Muhammad ﷺ, mari kita
menjadikan Rasulullah Nabi Muhammad ﷺ sebagai teladan dan contoh dalam beragama.
siapa pun kita, baik sebagai pejabat maupun rakyat, baik sebagai orang kaya
maupun orang biasa, baik sebagai pemimpin maupun yang dipimpin, baik sebagai
politisi maupun pemilik aspirasi, mari kita meneladani perilaku Nabi Muhammad ﷺ yang
penuh dengan adab dan kesopanan, akhlak beliau yang mulia, sifat beliau yang
pemaaf, perkataan beliau yang lemah lembut dan jauh dari sikap kasar, dan
selalu membimbing umat menuju kebaikan dan kemaslahatan. Semoga kita semua
benar-benar dapat menjalankan ajaran beliau sehingga kita benar-benar diakui
sebagai umatnya dan mendapatkan syafaatnya baik di dunia maupun di
akhirat. Allahumma aamiin.
جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم
فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ
الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ
وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ
مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ
وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى
اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ
وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ
فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ
اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ
وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ
عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ
بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ
بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا
أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ
وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ
اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ
عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ
خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى
يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ
اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا
بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرْ
BULAN RABIUL AWAL IDENTIK DENGAN PERAYAAN MAULID
4/
5
Oleh
yots