A. KESIAPAN MENTAL DALAM BELAJAR
Kalau kita membaca judul di atas maka kita dapat mengatakan bahwa pertanyaan tersebut sangat sederhana, tetapi kalau kita mau menjawab secara benar dan jujur maka kita semua perlu sekali untuk merenung sejenak sebelum menjawab pertanyaan yang sederhana tersebut. Jawaban dari pertanyaan yang sederhana tesebut antara peserta didik yang satu akan berbeda dengan yang lain. Mungkin ada sekelompok peserta didik yang menjawab: ”saya belum siap sama sekali untuk ujian”.,Mungkin ada yang menjawab: ”saya cukup siap untuk ujian”. dan juga ada sekelompok siswa yang menjawab: ”saya sudah sangat siap untuk ujian”.
Tugas pokok seorang peserta didik (pelajar) adalah belajar, yang mana sudah cukup lama kurang lebih 10 (sepuluh) tahun peserta didik yang duduk di bangku kelas IX melaksanakan kegiatan yang disebut belajar. Namun tidak sedikit diantara para peserta didik yang tidak memiliki pengetahuan (ilmu) untuk belajar. Dengan kata lain kegiatan belajar itu perlu dipelajari (learning to learn). Learning to learn mengandung arti bahwa dalam kegiatan belajar itu peserta didik perlu sekali mempelajarinya, sehingga peserta didik dapat belajar secara efektif dan efisien. Dengan belajar efektif dan efisien maka peserta didik dapat belajar dengan hasil yang optimal.
Sebelum melaksanakan kegiatan belajar, hal yang sangat penting adalah adanya kesiapan- kesiapan mental (psikis) yang harus dimiliki oleh para peserta didik. Dengan kata lain sebelum belajar para peserta didik perlu menyiapkan kondisi mental yang mendukung. Adapun kondisi mental yang harus disiapkan antara lain:
1. Motivasi
2. Konsenterasi
3. Rasa percaya diri
A. Motivasi Belajar
Sebagai ilustrasi, terjadi pada 3 (tiga) peserta didik yang mana peserta didik pertama yang tampak segan dalam belajar, karena tidak mengetahui kegunaan mata pelajaran sekolah. Hasil belajar peserta didik tersebut tergolong rendah. Seteleh guru memberi informasi tentang pentingnya kegunaan mata pelajaran, peserta didik tersebut mengubah perilaku belajarnya. Peserta didik tersebut tampak semakin rajin belajar dan hasil belajar akhir semester menjadi tergolong baik. Peserta didik kedua tampak segan belajar karena urusan pergaulan dengan teman sekolahnya. Awalnya peserta didik ke dua ini sangat rajin belajar dan termasuk siswa yang berprestasi dalam kelasnya. Tapi karena suatu hal, terjadi keretakan persahabatan dengan sahabat karibnya satu kelas. Keretakan hubungan tersebut mengubah perilaku belajarnya menjadi malas dan hasil belajarnya menurun. Setelah guru pembimbing menghubungi sekelas dan orangtua peserta didik tersebut, peserta didik tersebut mengubah perilaku belajarnya. Peserta didik tersebut tampak belajar lebih bersemangat, dan hasil belajarnya menjadi lebih baik. Peserta didik ketiga adalah peserta didik yang rajin dan bersemangat belajar tinggi. Padahal peserta didik tersebut juga mengalami keadaan yang mengganggu konsenterasi belajarnya, yang mana peserta didik tersebut berasal dari keluarga yang kurang mampu sehingga terpaksa masih tinggal bersama- sama keluarga orang tuanya (tinggal di rumah nenek). Namun demikian peserta didik tersebut mampu mengatasi gangguan dan hambatan belajarnya. Peserta didik tersebut menggunakan kesempatan jam istirahat untuk belajar di perpustakaan, yang mana pada saat yang sama teman-temannya ramai-ramai ke kantin. Dengan kesadaran yang tinggi tentang kondisi orangtua dan pentingnya masa depan, peserta didik ketiga selalu selalu pandai menggunakan waktu luang. Usaha yang dia lakukan ternyata tidak sia-sia, dia selalu menduduki peringkat atas setiap penerimaan rapot.
Dari tiga contoh peserta didik tersebut di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa salah satu faktor yang penting dalam belajar adalah adanya motivasi dalam diri peserta didik. Pada contoh peserta didik pertama, motivasi peserta didik yang rendah menjadi lebih baik setelah peserta didik memperoleh informasi yang benar Pada contoh peserta didik yang kedua motivasi dapat menjadi rendah dan dapat diperbaiki kembali. Pada contoh peserta didik ketiga, motivasi belajar tinggi karena memiliki kesadaran yang tinggi tentang masa depan dan ingin memenuhi harapan orang tua.
Motivasi pada hakekatnya adalah suatu kekuatan atau dorongan psikis pada diri individu untuk melakukan kegiatan atau tindakan dalam rangka mencapai tujuan. Motivasi belajar adalah suatu dorongan (keinginan) atau kekuatan mental pada peserta didik yang menjadi penggerak untuk belajar. Dari ulasan di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa motivasi sangatlah penting untuk dimiliki peserta didik dalam rangka untuk meraih kesuksesan dalam belajar.
Dalam rangka keberhasilan ujian maka dalam belajarnya seorang peserta didik perlu sekali memiliki semangat yang tinggi, ulet dan pantang menyerah dalam belajarnya. Sesuai dengan hakekat belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan mengulang- ulang maka seorang peserta didik jika dalam belajar belum menguasai materi yang dipelajari dengan baik maka peserta didik tersebut haruslah bersemangat dan kerja keras untuk mengulang dan mengulang dalam mempelajari materi tersebut sampai benar- benar menguasainya dengan baik.
B. Konsenterasi
Belajar yang ideal sehari 4 (empat) jam dalam kondisi konsenterasi. Belajar lebih dari 4 (empat) jam tetapi tidak dengan konsenterasi maka hasilnya akan sia-sia dan membuang energi percuma. Sering terjadi dalam kegiatan belajarnya, peserta didik dalam belajar secara fisik duduk menghadapi buku pelajaran tetapi pikirannya melayang-layang tidak menentu. Selesai membaca halaman kedua tidak ingat lagi materi yang dipelajari pada halaman pertama. Atau saat membaca halaman ketiga sudah lupa apa-apa isi materi yang barusan dipelajari pada halaman sebelumnya. Kenapa demikian ? Jawabannya adalah sangat sederhana: karena pada saat peserta didik belajar tidak konsenterasi.
Contoh gampang untuk memahami konsenterasi adalah seorang pemburu burung atau binatang lainnya yang bersenjatakan senapan. Dalam menembak sasaran seorang pemburu perlu sekali memiliki daya konsenterasi yang tinggi. Tanpa daya konsenterasi yang tinggi sasaran tembak akan meleset tidak mengenai sasaran. Belajar pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan peristiwa seorang pemburu dalam menembak buruannya.
Konsenterasi pada dasarnya adalah pemusatan fikiran (fokus) pada segala sesuatu yang sedang dihadapi. Konsenterasi belajar adalah kemampuan peserta didik untuk memusatkan pikiran dan perasaan (perhatian) pada pelajaran yang sedang dipelajari. Daya konsenterasi pada individu pada dasarnya bisa ditumbuh kembangkan. Menumbuh kembangkan konsenterasi dapat dilakukan dengan latihan berulang-ulang. Berdasarkan pengalaman penulis, saat yang tepat melatih menumbuh kembangkan konsenterasi adalah belajar pada pagi hari menjelang dan setelah subuh. Karena pada saat – saat tersebut otak kita masih fresh dan suasana hening. Jika peserta didik terbiasa belajar pada saat tersebut maka dia akan memiliki daya konsenterasi yang tinggi sehingga walaupun peserta didik tersebut belajar ditempat yang kurang mendukung (ramai) peserta didik tersebut niscaya masih bisa belajar dengan konsenterasi.
Dalam rangka untuk menumbuh kembangkan daya konsenterasi pada diri peserta didik maka peserta didik tersebut dalam belajarnya perlu sekali mendisplinkan diri dengan baik dan butuh kerja keras yang dilandasi rasa keyakinan untuk berhasil.
C. Rasa Percaya Diri.
Sering kita membaca atau mendengar pepatah yang mengatakan ”mengalah sebelum berperang”. Pepatah tersebut ternyata sering terjadi pada saat peserta didik menghadapi ujian. Banyak peserta didik yang cemas atau takut sedemikian rupa menjelang ujian karena beberapa faktor sehingga hasil ujiannya tidak maksimal, dan tidak sedikit yang berakibat fatal sehingga berujung pada kegagalan. Kenapa hal ini bisa terjadi ? Karena tidak lain dan tidak bukan disebabkan peserta didik tidak memiliki rasa percaya diri saat ujian. Jika kita sudah belajar dengan baik dan usaha yang maksimal, jangan lupa kita juga harus berdo’a. Dengan pendekatan diri pada sang pencipta akan timbul rasa tenang dan nyaman. Rasa percaya diri tersebut akan timbul kuat pada diri peserta didik kalo peserta didik tersebut sudah merasa benar- benar siap lahir dan batin untuk ujian. Nah, kalo sudah memiliki rasa percaya diri sedemikian rupa maka siapapun yang jaga ujian, dimanapun bangku tempat duduk kita saat ujian dll tidak akan membuat kita takut atau grogi saat ujian. Dan kemungkinan besar hasil ujian kita akan sesuai harapan.
B. HAL – HAL LAIN YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM BELAJAR
Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja melalui membaca(memahami, menghafal, menelaah dll) dan latihan-latihan yang dilakukan dengan berulang-ulang sehingga individu yang melakukan kegiatan tersebut terjadi perubahan pada dirinya. Perubahan tersebut antara lain dari belum tahu menjadi tahu, dari belum paham menjadi memahami, dari belum bisa menjadi bisa dan lain-lain.
Selain kesiapan mental dalam belajar ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehingga hasil belajar bisa optimal. Kondisi yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Kondisi fisik harus sehat.
Kesehatan jasmani merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar. Sehubungan dengan hal tersebut maka peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar sangatlah perlu menjaga kesehatan tubuh. Untuk menjaga tubuh tetap prima maka perlu sekali peserta didik memiliki pola makan yang sehat, dalam arti mengkonsumsi makanan yang bernutrisi sesuai kebutuhan tubuh kita. Selain mengkonsumsi makanan yang bernutrisi juga perlu sekali melakukan kegiatan olah raga. Jika kita tidak sehat maka aktivitas belajar kita akan tertanggu. Kita ambil contoh sederhana saja jika pada saat belajar untuk menghadapi ujian peserta didik sakit flu (pilek) betapa tersiksanya atau terganggunya peserta didik dalam belajarnya. Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka sangatlah penting sekali peserta didik untuk senantiasa menjaga kesehatannya menjelang ujian.
2. Tempat belajar
Tempat belajar sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan peserta didik dalam belajarnya, Kita ambil contoh yang sangat sederhana saja, jika kondisi tempat belajar peserta didik kurang mendukung (tidak rapi) , banyak orang yang lalu lalang dll maka dapat dipastikan kondisi seperti itu sangatlah kurang mendukung keberhasilan peserta didik dalam belajarnya. Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam rangka keberhasilan belajar tempat belajar haruslah memenuhi syarat untuk dapat belajar dengan baik.
3. Belajar perlu istirahat
Daya tahan individu satu dengan yang lain dalam hal belajar berbeda-beda. Ada individu yang memiliki daya tahan belajar kuat atau tangguh tapi ada juga yang mudah mengalami kelelahan dalam kegiatan belajarnya. Kegiatan belajar yang merupakan aktifitas psikis yang pada dasarnya tidak berbeda dengan kegiatan yang bersifat fisik, sehingga dalam batas tertentu perlu istirahat. Sehingga jika dalam melakukan kegiatan belajar yang berlebihan tanpa istirahat maka akan berakibat kurang baik , otak menjadi lelah. Salah satu gejala kelelahan otak antara lain timbul rasa pusing- pusing, sulit konsenterasi, cepat lupa, dll. Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka kegiatan belajar perlu istirahat secukupnya, yang fungsinya adalah untuk mengendapkan bahan pelajaran yang kita pelajari sehingga akan mudah kita keluarkan (recall) pada saat kita butuhkan yaitu pada waktu ujian
TIPS KESIAPAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL
4/
5
Oleh
yots